Selasa, 09 November 2010
Lokasi, Spasial, Land Rent, Ekonomi Regional, Ekonomi Spasial, Teori Von Thunen, Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran.

Pengertian lokasi lokasi suatu benda atau suatu gejala dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Masalah atau persoalan yang berkenaan dengan asosiasi gejala dengan gejala lain, dengan ditunjukkan lokasinya , sudah memberikan prespektif sebelum analisis lebih lanjut ( cox, dalam Sumaatmadja, 1988). Lokasi dalam ruang dapat di bedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan atau berdasarkan jaring-jaring derajat. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah dapat dibaca pada peta. Lokasi relatif suatu tempat memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan, dan kemajuan wilayah yang bersangkutan bila dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di sekitarnya, dan dapat mengungkapkan pula mengapa kondisi nya demikian.
Selanjutnya lokasi ini dapat pula ditinjau dari situasi dan sitenya yang dimaksud dengan site adalah semua sifat atau karakter internal dari suatu daerah tertentu. Kota yang berlokasi di dataran tinggi, sifat dataran tinggi atau dataran tinggi itu sendiri adalah site dari kota yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang bersangkutan ( Thoman and corbin, 1988 ).
Contoh Lokasi:
Jakarta merupakan wilayah dataran rendah, dari segi unsure tanah jakarta merupakan daerah yang tidak cocok untuk tanaman pertanian hanya tanaman pertanian tertentu saja, jakarta merupakan daerah nodal yaitu pusat kota sebagai daerah pemasaran dari penampung hasil produksi hasil-hasil pertanian. Jakarta merupakan daerah cosmopolitan dimana kemajuan wilayah yang sangat pesat yaitu pusat pemerintahan Negara RI, pusat pemasaran, kependudukan yang padat. Hasil-hasil produksi pertanian diperoleh dari daerah pheri-pheri yaitu daerah penyangga yang ada di sekitar Jakarta contohnya: Bogor, Cibubur, Parung, Depok dan lain-lain. Semakin dekat dengan pusat kota maka maka keuntungan semakin meningkat dan sebaliknya. Dilihat dari segi transportasi, permintaan konsumen, kuyalitas dan kuantitas dan lain-lain.

Spasial/ruang adalah tiga dimensi tak terbatas sejauh di mana objek dan kejadian terjadi dan memiliki posisi relatif dan arah. Ruang fisik sering disebut dalam tiga linear dimensi, walaupun fisikawan modern biasanya mempertimbangkan hal itu, dengan waktu, untuk menjadi bagian dari kontinum empat-dimensi tak terbatas yang dikenal sebagai ruang-waktu. Dalam matematika kita memeriksa 'ruang' dengan jumlah yang berbeda dimensi dan dengan struktur yang mendasari yang berbeda. Konsep ruang dianggap penting fundamental bagi pemahaman tentang fisik alam semesta meskipun ketidaksepakatan terus antara filsuf atas apakah itu sendiri merupakan entitas, hubungan antara badan, atau bagian dari kerangka kerja konseptual.
Contoh Spasial:
Dalam mendirikan sebuah perusahaan, kita harus memikirkan aspek kondisi geografis (tinggi/rendahnya tempat), aspek yang berkaitan dengan iklim, humidity (kelembapan, unsure hara, tekstur tanah dll). Contohnya daerah subang yang dijadikan tempat produksi sayur-sayuran. Dari aspek kondisi geografis dan humidity, subang merupakan dataran tinggi yang cocok untuk tanaman pertanian seperti: saytur-sayuran, buah-buahan. Dalam pengembangan wilayah subang harus memperhatikan multi aspek yang berbasis sistemik, tidak hanya dalam memperoduksi tetapi pengaruhnnya terhadap lingkungan, pariwisata, pasar, pendidikan, transportasi dan lain-lain. Begitu juga dengan aspek pasar untuk komoditi sayur-sayuran, di subang dekat dengan lokasi pengolahan. Sihinga, dapat disimpulkan bahwa subang sangat cocok untuk pengembangan wilayah ditinjau dari aspek spasial. Dalam batasan wilayah, Negar, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan keluarahan. Ketika suatu wilayah dikatakan sebagai wilayah politik maka tekanan pembangunan disamping mengupayakan tujuan-tujuan optimalisasi pemanfaatan ruang(memaksimimkan produktifitas pemanfaatan ruangan), maka 

Perbedaan spasial dengan lokasi
Atas adanya informasi persamaan dan perbedaan, atau pola spasial obyek di permukaan bumi, biasanya dalam memanfaatkan informasi permukaan bumi melalui peta atau data spasial; terutama untuk dasar pengambilan keputusan, seringkali dibutuhkan lebih dari sekedar gambaran fakta saja. Hal ini bisa difahami karena sebagai sebuah sistem alam, obyek-obyek spasial yang dipetakan secara GIS juga sangat terkait dengan faktor lain di luar itu, sebagai contoh faktor penggunaan lahan atau penutupan lahan suatu lokasi sangat berhubungan dengan aktifitas manusia di lokasi tersebut. Begitu juga misalkan suatu kejadian bencana alam longsor, juga biasanya terkait dengan tingkat curah hujan, jenis tanah, penutupan lahan, dan faktor lain nya yang ada di lokasi tersebut.
Land rent adalah penyewaan tanah berdasarkan perjanjian seseorang atau suatu badan yang memberi wewenang kepada seseorang yang mempunyai hak untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah tersebut. Hak tersebut bersifat sementara karena pada suatu saat nanti sifatnya akan dihapuskan.
Location rent adalah rent atau surplus yang ditimbul sebagai akibat lokasi/jarak suatu lahan relative terhadap suatu kegiatan tertentu (konsep Charles Trobout). Jika locational rent , maka kesesuaian pengunaan lahan tidak hanya dilihat/ditentukan oleh ricardian rent tetapi juga oleh locational rent-nya yang ditentukan oleh lima factor;
1. Transportation cost (intrinsic, volume, sifat berat jenis, perishability dan kebahayaanya)
2. Jarak, dan
3. Keudahan transportasi.
Contoh Land rent:
Pemanfaatan sumberdaya lahan tambak pesisir Kabupaten Indragiri Hilir yang dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam kegiatan produksi budidaya udang. Lalu pada kurun waktu tertentu dilakukan pengembalian ekonomi dari lahan yang dapat bertambah atau akan berkurang akibat penggunaannya dalam proses produksi. Nilai land rent tersebut menggambarkan harga atau Nilai land rent tersebut menggambarkan harga atau nilai ekonomi lahan yang didapat sebagai hasil dari investasi, dimana lahandipandang sebagai faktor produksi dalam kegiatan perikanan tambak.
Ekonomi spasial adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui atas ruang dan lokasi kegiatan ekonomi. Tergantung pada bagaimana definisi dibaca, bidang ekonomi spasial mungkin akan sangat luas pengertiannya atau lebih sempit.
Di satu sisi, kegiatan ekonomi telah terjadi di suatu tempat sehingga ekonomi spasial mungkin khawatir dengan ekonomi yang memprihatinkan. Di sisi lain, analisis lokasi berfokus terutama pada satu pertanyaan ekonomi, yaitu, pilihan lokasi. Ini hanya satukeputusan di antara sejumlah besar keputusan ekonomi.
Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang memasukkan unsur lokasi dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional, memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan where, yaitu tentang di mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya, namun tidak menunjuk pada lokasi konkret, bermanfaat untuk membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya dalam memilih lokasi. Ilmu ekonomi regional dapat berperan dalam penentuan kebijakan awal, seperti menyarankan komoditi atau kegiatan apa yang perlu dijadikan unggulan dan di wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
Ekonomi Regional ( Ilmu Pembangunan Wilayah )
Empat pilar penopang Ekonomi Regional :
1. geografi
2. perencanaan kota
3. Ekonomi
4. Teori lokasi
Kekurangannya : aspek biogeofisik, aspek sosial budaya
Enam pilar penopang Ekonomi Regional :
1. analisa geofisik
2. analisa kelembagaan
3. analisa ekonomi
4. analisa sosial budaya
5. analisa lingkungan
6. analisa lokasi
7. analisa lahan
8. analisa urbanisasi

KONSEP RUANG DAN WILAYAH
1. Konsep Ruang
Beda mandasar ilmu ekonomi dan ekonomi regional :
Ilmu ekonomi menjawab pertanyaan : apa, berapa, bagaimana, untuk siapa, bilamana
Ekonomi regional menjawab kelima pertanyaan di atas + DIMANA
2. Konsep Wilayah
Wilayah : unit geografis dengan batas tertentgu yang tergantung satu dengan lainnya
secara fungsional
a. Wilayah Homogen ( Homogeneous Region ) :
• Wilayah yang dipandang dari satu aspek / criteria mempunyai sifat dan cirri yang
relative sama, seeprti : struktur produksi dan konsumsi, tingkat pendapatan,
iklim, budaya, agama.
Contoh : wilayah pertanian pangan, perikanan, perkebunan coklat.
Desa, kabupaten, propinsi, ASEAn ( skala internasional )
b. Wilayah Nodal ( Nodal Region )
• Secara fungsional punya ketergantungan antara pusat ( inti ) dan daerah
belakangnya ( hinterland ), dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang
dan jasa.
• Batas wilayah nodal ditentukans ejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiatan
ekonomi digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lain.
• Digambarkan sebagai sel hidup inti dengan daerah perifer yangs aling
melengkapi
• Saling tergantung : melalui perantaraan jual beli barang dan jasa secara lokal
• Ada peluang pertukaran barang dan jasa secara intern.
• Kecil kemungkinan utk mengadakan perdagangan antara satu dengan lainnya.
• Contoh : Jabodetabek, SIJORI, IMS- GT ( Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle )
c. Wilayah Perencanaan ( Planning Region )
Menurut Booudeville :


Keuntungan aglomerasi muncul dalam 3 bentuk :
a. keuntungan skala besar baik bahan baku maupun pasar ( Scale economies )
b. Keuntungan Lokalisasi ( localisation economies ) dari penurunan ongkos angkut
c. Keuntungan karena penggunaan fasilitas secara bersama ( urbanization economies ) :
listrik, gudang, angkutan, air dll.
4. Konsentarsi permintaan antar wilayah ( Spatial Demand )
5. Kompetisi antar wilayah ( Spatial Competition )
Bila persaingan tajam seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi
perusahaan cenderung terkonsentrasi dengan perusahaan l;ain yang menjual produk
yang sama.. Bila persaingan tidak tajam ata pada pasar monopoli, pemilihan lokasi
cenderung bebas.
6. Harga dan sewa tanah
Untuk maksimalisasi keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana
harga sewa tanah rendah.
Teori Lokasi:
1. Bid Rent Theories ( Von Thunen )
Pemilihan lokasi didasarkan pada kemampuan membayar harga tanah ( bid – rent ) yang berbeda dengan harga pasar tanah ( land – rent ). lokasi berdasarkan bid-rent tertinggi.
Model Von Thunen dapat dipakai untuk menentukan distribusi kegiatan pertanian. Komoditas pertanian yang mempunyai panen hasil per hektar yang lebih rendah dan harga pasar lebih rendah akan ditanam di aats tanah yang lebih jauh dari pusat.
Dari model teori Von Thunen, dapat diasumsikan beberapa hal, yaitu:
1. Pusat kota sebagai kota pemasaran, lokasi di pusat suatu wilayah homogen secara geografis. Bagian pusat digambarkan sebagai pusat pemukiman, pusat industri dan sekaligus sebagai pusat pasar.
2. Biaya transportasi untuk mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di kawasan sekeliling kota akan menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota tersebut, dan biaya ditanggung sendiri.
3. Petani secara rasional cenderung memilih jenis tanaman yang menghasilkan keuntungan maksimal.
Pergeseran dan Pergerakan Kurva Permintaan

Jika harga barang yang berubah, maka hanya terjadi pergerakan sepanjang kurva permintaan, namun, apabila faktor selain harga mengalami perubahan maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan.

Pergeseran kurva demand dari D ke D1 atau D2, dapat terjadi jika salah satu faktor mengalami peningkatan. Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak dari pada kota yang populasinya kecil.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.

Pergeseran dan Pergerakan Kurva Penawaran

Jika harga barang tsb yang berubah, maka hanya terjadi pergerakan sepanjang kurva penawaran (titik B ke titik A), namun, apabila faktor selain harga mengalami perubahan maka akan terjadi pergeseran kurva penawaran.
Pergeseran kurva penawaran dari S ke S1 atau S2, dapat terjadi jika salah satu faktor mengalami peningkatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran, yaitu :
1. Tingkat teknologi yang digunakan. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.
2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.
3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.
4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dll.
Kurva Biaya Ruang dari smith
Teknik lain dikembangkan oleh smith yang merupakan penggabungan metode substitusi isard dengan metode isodapane. Dalam hal ini terdapat dua tahap;
1. Memplotkan isotim di setiap bagian supply atau titik pasar. Hal ini menggambarkan bahwa biaya transport setiap komponen secara individual akan meningkat jika jarak dari titik biaya terendah titik lokasi (pasar dan bahan baku)
2. Menjumlahkan biaya transportasi pengumpulan bahan baku dan pengankutan produk akhir kepasar. Perpotongan antara titik-titik biaya pada lingkaran isotim yang menunjukan total biaya yang sama disebut sebagai isodapane.

Jika terdapat titik yang unik di bagian dasar dari permukaan biaya, titik tersebut merupakan titik biaya transport terendah berdasarkan asumsi yang dibuat yaitu bobot bahan baku bergerak, transportasi tidak seragam. Bagi smith, isodapane dari biaya atau kontur biaya yang sama selain biaya trasnportasi. Ada dua konsep penting menurut smith yaitu;
1. Kurva biaya ruangan yang secara sederhana merupakan bagian yang menggambarkan peta kontur biaya. Titik terendah dari kurva tersebut adalah lokasi dengan biaya terendah.
2. Kurva biaya ruangan yang turunkan adalah merupakan spatial margins to profitability. Harga produk diasumsikan dijual pada harga konstan didalam ruang. Pada beberapa titik pada permukaan biaya total akan merupakan suatu kontur yang berkaitan dengan harganya. Keuntungan atapun kerugian didalam ruanan dapat dilihat dari besarnya biaya, apabila suatu lokasi biayanya melebihi level harga pengiriman berarti kerugian, demikian halnya sebaliknya.

Empat Hukum Permintaan dan Penawaran
☻ Bergesernya kurva permintaan ke kanan atau meningkatnya permintaan menyebabkan meningkatnya keseimbangan harga dan kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva permintaan ke kiri atau menurunnya permintaan menyebabkan menurunnya keseimbangan harga dan kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva penawaran ke kanan atau meningkatnya penawaran menyebabkan menurunnya keseimbangan harga dan meningkatnya kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva penawaran ke kiri atau menurunnya penawaran menyebabkan meningkatnya keseimbangan harga dan menurunnya kuantitas barang yg diperjualbelikan.

Contoh dari teori Von Thunen
Teori Von Thunen berusaha menghubungkan antara konsep ekonomi dengan lokasi spasial. Contoh pada kasus antara Jeruk Medan dengan Jeruk Jawa (Pacitan) yang berada di Jakarta. Untuk Jeruk Medan harga di tingkat petani hanyalah sebesar Rp 4.000,- /Kg dan ketika di Jakarta harganya mencapai Rp. 10.000,-/Kg. Sementara untuk jeruk yang berasal dari jawa memiliki harga jauh lebih murah yakni Rp 6.000/Kg. Dari asumsi yang dikembangkan dari Von Thunen, semakin jauh dari pusat-pusat grafitasi kegiatan ekonomi, semakin mahal harga-harga barang dan jasa. Harga-harga komoditas di sentra-sentra produksi juga relatif jauh lebih murah ketimbang di daerah-daerah konsumen. Hal ini dikarenakan biaya dalam proses distribusi dari Medan ke Jakarta cukup besar, selain itu sarana infrastruktur yang beragam membuat harga jeruk medan lebih mahal dibandingkan jeruk dari pacitan, yang dalam proses distribusinya relatif tanpa kendala dan juga biaya yang besar. Dari segi kualitas jeruk medan lebih dikenal memiliki kualitas yang lebih baik dari pada jeruk jawa, jeruk medan memiliki rasa yang manis dan harum. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memang sebagai centra produksi jeruk berkualitas. Sehingga semakin jauh dari pusat kota, maka hasil produksi pertanian meiliki nilai yang lebih baik, sesuai dengan karakteristik pola tumbuh jeruk tersebut.
Selain itu, banyaknya permintaan komoditi jeruk di pusat pasar yakni Jakarta membuat para petani banyak yang menjual hasil panenya ke pusat pasar. Sehingga di pusat pasar banyak pilihan jeruk, khusunya yang berkualitas baik.

Sumber:
1. BKTRN, Peraturan Pemerintah NO. 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, 1997
2. BKTRN, Draf RPP Amandemen PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, 2003

0 komentar:

Posting Komentar