Senin, 22 November 2010
Sungguh ku tak menyangka
Begini jadinya
Aku suka padamu
Seharusnya tak begini
Ku ada yang punya
Bagaimana denganmu
Tapi ku menikmati
Rasa rasa ini
Saat ku bersamamu
Sungguh tak rela hatiku
Bila kau cuma jadi teman biasa
Sungguh berat rasanya
Karena status ku yang sudah
Sudah punya kekasih idaman
Baru aku mengerti
Begini rasanya
Punya hati mendua
Makan tidur tak enak
Pikiran tak tentu
Bagaimana denganmu
Tapi ku menikmati
Rasa rasa ini
Saat ku bersamamu
Sungguh tak rela hatiku
Bila kau cuma jadi teman biasa
Sungguh berat rasanya
Karena status ku yang sudah
Sudah punya kekasih idaman
Tapi ku menikmati
Rasa rasa ini
Saat ku bersamamu
Sungguh tak rela hatiku
Bila kau cuma jadi teman biasa
Sungguh berat rasanya
Karena status ku yang sudah
Sudah punya kekasih idaman
Sungguh tak rela hatiku
Bila kau cuma jadi teman biasa
Sungguh berat rasanya
Karena status ku yang sudah
Sudah punya kekasih idaman
Selasa, 09 November 2010
Lokasi, Spasial, Land Rent, Ekonomi Regional, Ekonomi Spasial, Teori Von Thunen, Pergerakan dan Pergeseran Kurva Permintaan dan Penawaran.

Pengertian lokasi lokasi suatu benda atau suatu gejala dalam ruang dapat menjelaskan dan dapat memberikan kejelasan pada benda atau gejala geografi yang bersangkutan secara lebih jauh lagi. Masalah atau persoalan yang berkenaan dengan asosiasi gejala dengan gejala lain, dengan ditunjukkan lokasinya , sudah memberikan prespektif sebelum analisis lebih lanjut ( cox, dalam Sumaatmadja, 1988). Lokasi dalam ruang dapat di bedakan antara lokasi absolut dengan lokasi relatif. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah, yaitu lokasi yang berkenaan dengan posisinya menurut garis lintang dan garis bujur atau berdasarkan atau berdasarkan jaring-jaring derajat. Lokasi absolut suatu tempat atau suatu wilayah dapat dibaca pada peta. Lokasi relatif suatu tempat memberikan gambaran tentang keterbelakangan, perkembangan, dan kemajuan wilayah yang bersangkutan bila dibandingkan dengan wilayah lain yang ada di sekitarnya, dan dapat mengungkapkan pula mengapa kondisi nya demikian.
Selanjutnya lokasi ini dapat pula ditinjau dari situasi dan sitenya yang dimaksud dengan site adalah semua sifat atau karakter internal dari suatu daerah tertentu. Kota yang berlokasi di dataran tinggi, sifat dataran tinggi atau dataran tinggi itu sendiri adalah site dari kota yang bersangkutan. Sedangkan yang dimaksud dengan situasi adalah lokasi relatif dari tempat atau wilayah yang bersangkutan ( Thoman and corbin, 1988 ).
Contoh Lokasi:
Jakarta merupakan wilayah dataran rendah, dari segi unsure tanah jakarta merupakan daerah yang tidak cocok untuk tanaman pertanian hanya tanaman pertanian tertentu saja, jakarta merupakan daerah nodal yaitu pusat kota sebagai daerah pemasaran dari penampung hasil produksi hasil-hasil pertanian. Jakarta merupakan daerah cosmopolitan dimana kemajuan wilayah yang sangat pesat yaitu pusat pemerintahan Negara RI, pusat pemasaran, kependudukan yang padat. Hasil-hasil produksi pertanian diperoleh dari daerah pheri-pheri yaitu daerah penyangga yang ada di sekitar Jakarta contohnya: Bogor, Cibubur, Parung, Depok dan lain-lain. Semakin dekat dengan pusat kota maka maka keuntungan semakin meningkat dan sebaliknya. Dilihat dari segi transportasi, permintaan konsumen, kuyalitas dan kuantitas dan lain-lain.

Spasial/ruang adalah tiga dimensi tak terbatas sejauh di mana objek dan kejadian terjadi dan memiliki posisi relatif dan arah. Ruang fisik sering disebut dalam tiga linear dimensi, walaupun fisikawan modern biasanya mempertimbangkan hal itu, dengan waktu, untuk menjadi bagian dari kontinum empat-dimensi tak terbatas yang dikenal sebagai ruang-waktu. Dalam matematika kita memeriksa 'ruang' dengan jumlah yang berbeda dimensi dan dengan struktur yang mendasari yang berbeda. Konsep ruang dianggap penting fundamental bagi pemahaman tentang fisik alam semesta meskipun ketidaksepakatan terus antara filsuf atas apakah itu sendiri merupakan entitas, hubungan antara badan, atau bagian dari kerangka kerja konseptual.
Contoh Spasial:
Dalam mendirikan sebuah perusahaan, kita harus memikirkan aspek kondisi geografis (tinggi/rendahnya tempat), aspek yang berkaitan dengan iklim, humidity (kelembapan, unsure hara, tekstur tanah dll). Contohnya daerah subang yang dijadikan tempat produksi sayur-sayuran. Dari aspek kondisi geografis dan humidity, subang merupakan dataran tinggi yang cocok untuk tanaman pertanian seperti: saytur-sayuran, buah-buahan. Dalam pengembangan wilayah subang harus memperhatikan multi aspek yang berbasis sistemik, tidak hanya dalam memperoduksi tetapi pengaruhnnya terhadap lingkungan, pariwisata, pasar, pendidikan, transportasi dan lain-lain. Begitu juga dengan aspek pasar untuk komoditi sayur-sayuran, di subang dekat dengan lokasi pengolahan. Sihinga, dapat disimpulkan bahwa subang sangat cocok untuk pengembangan wilayah ditinjau dari aspek spasial. Dalam batasan wilayah, Negar, propinsi, kabupaten, kecamatan, dan keluarahan. Ketika suatu wilayah dikatakan sebagai wilayah politik maka tekanan pembangunan disamping mengupayakan tujuan-tujuan optimalisasi pemanfaatan ruang(memaksimimkan produktifitas pemanfaatan ruangan), maka 

Perbedaan spasial dengan lokasi
Atas adanya informasi persamaan dan perbedaan, atau pola spasial obyek di permukaan bumi, biasanya dalam memanfaatkan informasi permukaan bumi melalui peta atau data spasial; terutama untuk dasar pengambilan keputusan, seringkali dibutuhkan lebih dari sekedar gambaran fakta saja. Hal ini bisa difahami karena sebagai sebuah sistem alam, obyek-obyek spasial yang dipetakan secara GIS juga sangat terkait dengan faktor lain di luar itu, sebagai contoh faktor penggunaan lahan atau penutupan lahan suatu lokasi sangat berhubungan dengan aktifitas manusia di lokasi tersebut. Begitu juga misalkan suatu kejadian bencana alam longsor, juga biasanya terkait dengan tingkat curah hujan, jenis tanah, penutupan lahan, dan faktor lain nya yang ada di lokasi tersebut.
Land rent adalah penyewaan tanah berdasarkan perjanjian seseorang atau suatu badan yang memberi wewenang kepada seseorang yang mempunyai hak untuk mempergunakan atau mengambil manfaat atas tanah tersebut. Hak tersebut bersifat sementara karena pada suatu saat nanti sifatnya akan dihapuskan.
Location rent adalah rent atau surplus yang ditimbul sebagai akibat lokasi/jarak suatu lahan relative terhadap suatu kegiatan tertentu (konsep Charles Trobout). Jika locational rent , maka kesesuaian pengunaan lahan tidak hanya dilihat/ditentukan oleh ricardian rent tetapi juga oleh locational rent-nya yang ditentukan oleh lima factor;
1. Transportation cost (intrinsic, volume, sifat berat jenis, perishability dan kebahayaanya)
2. Jarak, dan
3. Keudahan transportasi.
Contoh Land rent:
Pemanfaatan sumberdaya lahan tambak pesisir Kabupaten Indragiri Hilir yang dimanfaatkan sebagai sarana produksi dalam kegiatan produksi budidaya udang. Lalu pada kurun waktu tertentu dilakukan pengembalian ekonomi dari lahan yang dapat bertambah atau akan berkurang akibat penggunaannya dalam proses produksi. Nilai land rent tersebut menggambarkan harga atau Nilai land rent tersebut menggambarkan harga atau nilai ekonomi lahan yang didapat sebagai hasil dari investasi, dimana lahandipandang sebagai faktor produksi dalam kegiatan perikanan tambak.
Ekonomi spasial adalah kegiatan ekonomi yang berkaitan dengan alokasi sumber daya yang tidak dapat diperbaharui atas ruang dan lokasi kegiatan ekonomi. Tergantung pada bagaimana definisi dibaca, bidang ekonomi spasial mungkin akan sangat luas pengertiannya atau lebih sempit.
Di satu sisi, kegiatan ekonomi telah terjadi di suatu tempat sehingga ekonomi spasial mungkin khawatir dengan ekonomi yang memprihatinkan. Di sisi lain, analisis lokasi berfokus terutama pada satu pertanyaan ekonomi, yaitu, pilihan lokasi. Ini hanya satukeputusan di antara sejumlah besar keputusan ekonomi.
Ilmu ekonomi regional adalah cabang ilmu ekonomi yang memasukkan unsur lokasi dalam bahasan ilmu ekonomi tradisional, memiliki kekhususan dalam menjawab pertanyaan where, yaitu tentang di mana lokasi dari suatu kegiatan yang seharusnya, namun tidak menunjuk pada lokasi konkret, bermanfaat untuk membantu perencana wilayah menghemat waktu dan biaya dalam memilih lokasi. Ilmu ekonomi regional dapat berperan dalam penentuan kebijakan awal, seperti menyarankan komoditi atau kegiatan apa yang perlu dijadikan unggulan dan di wilayah mana komoditi itu dapat dikembangkan.
Ekonomi Regional ( Ilmu Pembangunan Wilayah )
Empat pilar penopang Ekonomi Regional :
1. geografi
2. perencanaan kota
3. Ekonomi
4. Teori lokasi
Kekurangannya : aspek biogeofisik, aspek sosial budaya
Enam pilar penopang Ekonomi Regional :
1. analisa geofisik
2. analisa kelembagaan
3. analisa ekonomi
4. analisa sosial budaya
5. analisa lingkungan
6. analisa lokasi
7. analisa lahan
8. analisa urbanisasi

KONSEP RUANG DAN WILAYAH
1. Konsep Ruang
Beda mandasar ilmu ekonomi dan ekonomi regional :
Ilmu ekonomi menjawab pertanyaan : apa, berapa, bagaimana, untuk siapa, bilamana
Ekonomi regional menjawab kelima pertanyaan di atas + DIMANA
2. Konsep Wilayah
Wilayah : unit geografis dengan batas tertentgu yang tergantung satu dengan lainnya
secara fungsional
a. Wilayah Homogen ( Homogeneous Region ) :
• Wilayah yang dipandang dari satu aspek / criteria mempunyai sifat dan cirri yang
relative sama, seeprti : struktur produksi dan konsumsi, tingkat pendapatan,
iklim, budaya, agama.
Contoh : wilayah pertanian pangan, perikanan, perkebunan coklat.
Desa, kabupaten, propinsi, ASEAn ( skala internasional )
b. Wilayah Nodal ( Nodal Region )
• Secara fungsional punya ketergantungan antara pusat ( inti ) dan daerah
belakangnya ( hinterland ), dilihat dari arus penduduk, faktor produksi, barang
dan jasa.
• Batas wilayah nodal ditentukans ejauh mana pengaruh dari suatu pusat kegiatan
ekonomi digantikan oleh pengaruh dari pusat kegiatan ekonomi lain.
• Digambarkan sebagai sel hidup inti dengan daerah perifer yangs aling
melengkapi
• Saling tergantung : melalui perantaraan jual beli barang dan jasa secara lokal
• Ada peluang pertukaran barang dan jasa secara intern.
• Kecil kemungkinan utk mengadakan perdagangan antara satu dengan lainnya.
• Contoh : Jabodetabek, SIJORI, IMS- GT ( Indonesia Malaysia Singapore Growth Triangle )
c. Wilayah Perencanaan ( Planning Region )
Menurut Booudeville :


Keuntungan aglomerasi muncul dalam 3 bentuk :
a. keuntungan skala besar baik bahan baku maupun pasar ( Scale economies )
b. Keuntungan Lokalisasi ( localisation economies ) dari penurunan ongkos angkut
c. Keuntungan karena penggunaan fasilitas secara bersama ( urbanization economies ) :
listrik, gudang, angkutan, air dll.
4. Konsentarsi permintaan antar wilayah ( Spatial Demand )
5. Kompetisi antar wilayah ( Spatial Competition )
Bila persaingan tajam seperti pada pasar persaingan sempurna, maka pemilihan lokasi
perusahaan cenderung terkonsentrasi dengan perusahaan l;ain yang menjual produk
yang sama.. Bila persaingan tidak tajam ata pada pasar monopoli, pemilihan lokasi
cenderung bebas.
6. Harga dan sewa tanah
Untuk maksimalisasi keuntungan, perusahaan akan cenderung memilih lokasi dimana
harga sewa tanah rendah.
Teori Lokasi:
1. Bid Rent Theories ( Von Thunen )
Pemilihan lokasi didasarkan pada kemampuan membayar harga tanah ( bid – rent ) yang berbeda dengan harga pasar tanah ( land – rent ). lokasi berdasarkan bid-rent tertinggi.
Model Von Thunen dapat dipakai untuk menentukan distribusi kegiatan pertanian. Komoditas pertanian yang mempunyai panen hasil per hektar yang lebih rendah dan harga pasar lebih rendah akan ditanam di aats tanah yang lebih jauh dari pusat.
Dari model teori Von Thunen, dapat diasumsikan beberapa hal, yaitu:
1. Pusat kota sebagai kota pemasaran, lokasi di pusat suatu wilayah homogen secara geografis. Bagian pusat digambarkan sebagai pusat pemukiman, pusat industri dan sekaligus sebagai pusat pasar.
2. Biaya transportasi untuk mengangkut hasil dari tempat produksi ke kota berbanding lurus dengan jarak. Setiap petani di kawasan sekeliling kota akan menjual kelebihan hasil pertaniannya ke kota tersebut, dan biaya ditanggung sendiri.
3. Petani secara rasional cenderung memilih jenis tanaman yang menghasilkan keuntungan maksimal.
Pergeseran dan Pergerakan Kurva Permintaan

Jika harga barang yang berubah, maka hanya terjadi pergerakan sepanjang kurva permintaan, namun, apabila faktor selain harga mengalami perubahan maka akan terjadi pergeseran kurva permintaan.

Pergeseran kurva demand dari D ke D1 atau D2, dapat terjadi jika salah satu faktor mengalami peningkatan. Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi pergeseran kurva permintaan:
1. Rata-rata pendapatan konsumen. Apabila pendapatan naik, setiap orang akan cenderung mengkonsumsi lebih/membeli lebih banyak barang meskipun harga barang tidak berubah.
2. Ukuran pasar. Kota yang populasinya lebih besar cenderung akan membeli lebih banyak dari pada kota yang populasinya kecil.
3. Harga dan ketersediaan produk-produk yang berkaitan. Salah satunya yang penting adalah produk substitusi. Misalnya saja, permintaan akan mobil berukuran sedang akan rendah apabila harga mobil berukuran kecil murah.
4. Selera. Berbagai perbedaan sejarah dan budaya akan mempengaruhi selera konsumen. Produk tertentu mungkin laku di suatu wilayah, namun tidak di wilayah lainnya. Misalnya saja, daging kerbau tidak akan laku di India karena tabu untuk dikonsumsi (kerbau adalah binatang yang mulia di India). Perbedaan ini juga dapat berupa kebutuhan psikologi tertentu, pakaian dan makanan khas daerah, rokok, mobil mewah, dan lain sebagainya.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya saja, permintaan produk dekorasi natal menjelang perayaan Natal, baju renang menjelang musim panas, payung menjelang musim hujan, dan transportasi publik ketika harga parkir/bensin sangat mahal.

Pergeseran dan Pergerakan Kurva Penawaran

Jika harga barang tsb yang berubah, maka hanya terjadi pergerakan sepanjang kurva penawaran (titik B ke titik A), namun, apabila faktor selain harga mengalami perubahan maka akan terjadi pergeseran kurva penawaran.
Pergeseran kurva penawaran dari S ke S1 atau S2, dapat terjadi jika salah satu faktor mengalami peningkatan. Beberapa faktor yang mempengaruhi pergeseran kurva penawaran, yaitu :
1. Tingkat teknologi yang digunakan. Teknologi berkaitan erat dengan biaya produksi. Perkembangan teknologi cenderung menurunkan biaya produksi. Semakin rendah biaya produksi atas suatu produk, semakin banyak jumlah yang diproduksi/dijual.
2. Harga input. Harga input seperti tenaga kerja, mesin dan material juga sangat mempengaruhi biaya produksi. Semakin rendah harganya, semakin banyak kuantitas yang bersedia diproduksi.
3. Harga produk-produk yang berkaitan. Ini terutama berlaku untuk output substitusi yang diproduksi oleh satu perusahaan. Misalnya perusahaan motor memproduksi model A dan B. Jika model A lebih laku dan/atau harganya naik, maka kapasitas untuk memproduksi model B akan dialihkan untuk menambah produksi model A.
4. Kebijakan pemerintah. Kebijakan seperti pajak, teknologi yang boleh/tidak boleh digunakan, lingkungan hidup, harga listrik, upah minimum, dan lain-lainnya akan mempengaruhi biaya produksi, dan pada akhirnya empengaruhi kuantitas yang bersedia diproduksi.
5. Pengaruh-pengaruh khusus. Misalnya cuaca mempengaruhi produksi pertanian, dorongan yang tinggi akan inovasi menghasilkan produk inovatif, dll.
Kurva Biaya Ruang dari smith
Teknik lain dikembangkan oleh smith yang merupakan penggabungan metode substitusi isard dengan metode isodapane. Dalam hal ini terdapat dua tahap;
1. Memplotkan isotim di setiap bagian supply atau titik pasar. Hal ini menggambarkan bahwa biaya transport setiap komponen secara individual akan meningkat jika jarak dari titik biaya terendah titik lokasi (pasar dan bahan baku)
2. Menjumlahkan biaya transportasi pengumpulan bahan baku dan pengankutan produk akhir kepasar. Perpotongan antara titik-titik biaya pada lingkaran isotim yang menunjukan total biaya yang sama disebut sebagai isodapane.

Jika terdapat titik yang unik di bagian dasar dari permukaan biaya, titik tersebut merupakan titik biaya transport terendah berdasarkan asumsi yang dibuat yaitu bobot bahan baku bergerak, transportasi tidak seragam. Bagi smith, isodapane dari biaya atau kontur biaya yang sama selain biaya trasnportasi. Ada dua konsep penting menurut smith yaitu;
1. Kurva biaya ruangan yang secara sederhana merupakan bagian yang menggambarkan peta kontur biaya. Titik terendah dari kurva tersebut adalah lokasi dengan biaya terendah.
2. Kurva biaya ruangan yang turunkan adalah merupakan spatial margins to profitability. Harga produk diasumsikan dijual pada harga konstan didalam ruang. Pada beberapa titik pada permukaan biaya total akan merupakan suatu kontur yang berkaitan dengan harganya. Keuntungan atapun kerugian didalam ruanan dapat dilihat dari besarnya biaya, apabila suatu lokasi biayanya melebihi level harga pengiriman berarti kerugian, demikian halnya sebaliknya.

Empat Hukum Permintaan dan Penawaran
☻ Bergesernya kurva permintaan ke kanan atau meningkatnya permintaan menyebabkan meningkatnya keseimbangan harga dan kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva permintaan ke kiri atau menurunnya permintaan menyebabkan menurunnya keseimbangan harga dan kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva penawaran ke kanan atau meningkatnya penawaran menyebabkan menurunnya keseimbangan harga dan meningkatnya kuantitas barang yg diperjualbelikan.
☻ Bergesernya kurva penawaran ke kiri atau menurunnya penawaran menyebabkan meningkatnya keseimbangan harga dan menurunnya kuantitas barang yg diperjualbelikan.

Contoh dari teori Von Thunen
Teori Von Thunen berusaha menghubungkan antara konsep ekonomi dengan lokasi spasial. Contoh pada kasus antara Jeruk Medan dengan Jeruk Jawa (Pacitan) yang berada di Jakarta. Untuk Jeruk Medan harga di tingkat petani hanyalah sebesar Rp 4.000,- /Kg dan ketika di Jakarta harganya mencapai Rp. 10.000,-/Kg. Sementara untuk jeruk yang berasal dari jawa memiliki harga jauh lebih murah yakni Rp 6.000/Kg. Dari asumsi yang dikembangkan dari Von Thunen, semakin jauh dari pusat-pusat grafitasi kegiatan ekonomi, semakin mahal harga-harga barang dan jasa. Harga-harga komoditas di sentra-sentra produksi juga relatif jauh lebih murah ketimbang di daerah-daerah konsumen. Hal ini dikarenakan biaya dalam proses distribusi dari Medan ke Jakarta cukup besar, selain itu sarana infrastruktur yang beragam membuat harga jeruk medan lebih mahal dibandingkan jeruk dari pacitan, yang dalam proses distribusinya relatif tanpa kendala dan juga biaya yang besar. Dari segi kualitas jeruk medan lebih dikenal memiliki kualitas yang lebih baik dari pada jeruk jawa, jeruk medan memiliki rasa yang manis dan harum. Hal ini dikarenakan daerah tersebut memang sebagai centra produksi jeruk berkualitas. Sehingga semakin jauh dari pusat kota, maka hasil produksi pertanian meiliki nilai yang lebih baik, sesuai dengan karakteristik pola tumbuh jeruk tersebut.
Selain itu, banyaknya permintaan komoditi jeruk di pusat pasar yakni Jakarta membuat para petani banyak yang menjual hasil panenya ke pusat pasar. Sehingga di pusat pasar banyak pilihan jeruk, khusunya yang berkualitas baik.

Sumber:
1. BKTRN, Peraturan Pemerintah NO. 47 Tahun 1997 Tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, 1997
2. BKTRN, Draf RPP Amandemen PP No. 47 Tahun 1997 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Nasional, 2003


Akhir-akhir ini kita dikejutkan dengan berbagai fenomena alam yang sangat mecekam, menakutkan dan meresahkan. Parahnya lagi, fenomena alam ini terjadi secara akumulasi. Yang paling dahsyat dan masih hangat-hangatnya saat ini adalah Tsunami di Mentawai dan Gunung Merapi di Sleman. Belum lagi banjir dimana-mana, kebakaran besar di riau, dan banyak lagi gempa-gempa yang secara kontinyuitas dan silih berganti melanda berbagai tempat di Indonesia.
Ada tanda tanya besar yang harus kita jawab. Apakah kejadian ini alami fenomena alam, ataukah ada azas kausalitas yang berkaitan dengan manusia sebagai subjeknya?
Untuk menjawab pertanyaan demikian, ada baiknya kita lihat dulu penyebab dari masing-masing bencana tersebut.

1. Letusan Gunung Berapi (Volcanic Eruption)
Gunung berapi terbentuk dari magma, yaitu batuan cair yang terdalam di dalam bumi. Magma terbentuk akibat panasnya suhu di dalam interior bumi. Pada kedalaman tertentu, suhu panas ini sangat tinggi sehingga mampu melelehkan batu-batuan di dalam bumi. Saat batuan ini meleleh, dihasilkanlah gas yang kemudian bercampur dengan magma. Sebagian besar magma terbentuk pada kedalaman 60 hingga 160 km di bawah permukaan bumi. Sebagian lainnya terbentuk pada kedalaman 24 hingga 48 km.
Magma yang mengandung gas, sedikit demi sedikit naik ke permukaan karena massanya yang lebih ringan dibanding batu-batuan padat di sekelilingnya. Saat magma naik, magma tersebut melelehkan batu-batuan di dekatnya sehingga terbentuklah kabin yang besar pada kedalaman sekitar 3 km dari permukaan. Kabin magma (magma chamber) inilah yang merupakan gudang (reservoir) dimana letusan material-material vulkanik berasal.
Magma yang mengandung gas dalam kabin magma berada dalam kondisi di bawah tekanan batu-batuan berat yang mengelilinginya. Tekanan ini menyebabkan magma meletus atau melelehkan conduit (saluran) pada bagian batuan yang rapuh atau retak. Magma bergerak keluar melalui saluran ini menuju ke permukaan. Saat magma mendekati permukaan, kandungan gas di dalamnya terlepas. Gas dan magma ini bersama-sama meledak dan membentuk lubang yang disebut lubang utama (central vent). Sebagian besar magma dan material vulkanik lainnya kemudian menyembur keluar melalui lubang ini.

2. Tsunami
Tsunami dapat terjadi jika ada gangguan yang menyebabkan perpindahan sejumlah besar air, seperti letusan gunung api, gempa bumi, longsor maupun meteor yang jatuh ke bumi. Namun, 90% tsunami adalah akibat gempa bumi bawah laut. Dalam rekaman sejarah beberapa tsunami diakibatkan oleh gunung meletus, misalnya ketika meletusnya Gunung Krakatau.
Gerakan vertikal pada kerak bumi, dapat mengakibatkan dasar laut naik atau turun secara tiba-tiba, yang mengakibatkan gangguan keseimbangan air yang berada di atasnya. Hal ini mengakibatkan terjadinya aliran energi air laut, yang ketika sampai di pantai menjadi gelombang besar yang mengakibatkan terjadinya tsunami.
Kecepatan gelombang tsunami tergantung pada kedalaman laut di mana gelombang terjadi, dimana kecepatannya bisa mencapai ratusan kilometer per jam. Bila tsunami mencapai pantai, kecepatannya akan menjadi kurang lebih 50 km/jam dan energinya sangat merusak daerah pantai yang dilaluinya. Di tengah laut tinggi gelombang tsunami hanya beberapa cm hingga beberapa meter, namun saat mencapai pantai tinggi gelombangnya bisa mencapai puluhan meter karena terjadi penumpukan masa air. Saat mencapai pantai tsunami akan merayap masuk daratan jauh dari garis pantai dengan jangkauan mencapai beberapa ratus meter bahkan bisa beberapa kilometer.
Gerakan vertikal ini dapat terjadi pada patahan bumi atau sesar. Gempa bumi juga banyak terjadi di daerah subduksi, dimana lempeng samudera menelusup ke bawah lempeng benua. Tanah longsor yang terjadi di dasar laut serta runtuhan gunung api juga dapat mengakibatkan gangguan air laut yang dapat menghasilkan tsunami. Gempa yang menyebabkan gerakan tegak lurus lapisan bumi. Akibatnya, dasar laut naik-turun secara tiba-tiba sehingga keseimbangan air laut yang berada di atasnya terganggu. Demikian pula halnya dengan benda kosmis atau meteor yang jatuh dari atas. Jika ukuran meteor atau longsor ini cukup besar, dapat terjadi megatsunami yang tingginya mencapai ratusan meter.
Gempa yang menyebabkan tsunami; Gempa bumi yang berpusat di tengah laut dan dangkal (0 - 30 km), gempa bumi dengan kekuatan sekurang-kurangnya 6,5 Skala Richter, dan gempa bumi dengan pola sesar naik atau sesar turun.

3. Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi akan terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan translasional. Gempa bumi fokus dalam kemungkinan besar terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit kedalam mengalami transisi fase pada kedalaman lebih dari 600 km.
Beberapa gempa bumi lain juga dapat terjadi karena pergerakan magma di dalam gunung berapi. Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi. Beberapa gempa bumi (jarang namun) juga terjadi karena menumpuknya massa air yang sangat besar di balik dam, seperti Dam Karibia di Zambia, Afrika. Sebagian lagi (jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi atau akstraksi cairan dari/ke dalam bumi (contoh. pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky Mountain Arsenal. Terakhir, gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak. Hal ini dapat membuat para ilmuwan memonitor tes rahasia senjata nuklir yang dilakukan pemerintah. Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga seismisitas terinduksi

4. Banjir
Pada dasarnya banjir itu disebabkan oleh luapan aliran air yang terjadi pada saluran atau sungai. Bisa terjadi dimana saja, ditempat yang tinggi maupun tempat yg rendah. Pada dasarnya, banjir merupakan peristiwa yang alami pada daerah dataran banjir, namun ada penyebab lain yaitu penyebab yang tidak alami seperti perubahan lingkungan dimana didalamnya ada perubahan iklim, perubahan geomorfologi, perubahan geologi dan perubahan tata ruang (meningkatnya jumlah penduduk, Pemanasan global, perubahan penggunaan lahan, tingginya aliran permukaan air, hutan yang gundul, erosi dan sediment yang menyebabkan kurangnya kemampuan sungai, waduk dan bendungan menampung air.

5. Kebakaran Hutan
Kebakaran yang saat ini terjadi sebagian besar disebabkan oleh ulah tangan manusia, seperti kebakaran di riau. Industri Kayu dan Perkebunan di Riau mulai menggeliat dan mempraktekkan budaya tebang, imas dan bakar , yang akhirnya menjadi ritme keseharian industri kehutanan Riau, dan menjadikan asap sebagai menu tahunan masyarakat Riau, disamping bonus banjir minimal 1 kali setahun sejak tahun 2001.
Dari penjelasan mengenai penyebab terjadinya bencana alam tadi, dapat disimpulkan bahwa bencana alam itu sebenarnya terjadi secara alami. Namun, bencana akhir-akhri ini banyak yang disebabkan oleh ulah tangan manusia yang telah mengeksploitasi alam secara brutal dan tidak beraturan. Gunung merapi dan tsunami bolehlah dikatan penyebabnya alam seperti yang telah di jelaskan diatas, namun sangat tidak bisa dipungkiri lagi bahwa banjir dan kebakaran hutan itu adalah akibat oleh ulah tangan manusia.
Semoga brutalisasi untuk memenuhi kebutuhan manusia bisa di kurangi dengan pengolahan alam secara terkendali sehingga kebutuhan terpenuhi dan kelestarian tetap terjaga.
Senin, 08 November 2010

avenged sevenfold
Avenged Sevenfold

A Lonely Road
Crossed Another
Cold State Line
Miles away
From those I Love
Purpose hard to Find

While I Recall all the World
i Spoke to me
Can't help but wish that
i Was There
back Where I'd love to be..

oh yeah..


Dear God
The Only think I ask
of you is
to hold her when
i'm not around
When I'm Much
too Far away

We all
Need the person
who Can be
True to you
But I left her when
I found Her
And Now i wish
i'd Stayed

'Cause i'm Lonely
and i'm Tired
i'm Missing You
again Oh No..

Once Again

There's Nothing
Her For Me on
The Barren Road
There's No One
Here While The
City Sleeps
and all the shops
Are closed

Can't Help but
think of the times
i've had With You
Pictures and some
Memories will have
to help me through

Oh Yeah..



Dear God
The Only think I ask
of you is
to hold her when
i'm not around
When I'm Much
too Far away

We all
Need the person
who Can be
True to you
But I left her when
I found Her
And Now i wish
i'd Stayed

'Cause i'm Lonely
and i'm Tired
i'm Missing You
again Oh No..

Once Again

Some Search,
Never Finding away
Before Love They
Waste away
I found You
Something told Me
to stay

I gave in,
to selfish ways
and how i Miss
Some One to Hold
When hope Begins
to Fade

A Lonely Road
Crossed Another
Cold State Line
Miles away
From those I Love
Purpose hard to Find

Dear God
The Only think I ask
of you is
to hold her when
i'm not around
When I'm Much
too Far away

We all
Need the person
who Can be
True to you
But I left her when
I found Her
And Now i wish
i'd Stayed

'Cause i'm Lonely
and i'm Tired
i'm Missing You
again Oh No..

Once Again

Ohhh...

Yeah..
Yeah..
Jumat, 05 November 2010




1
A. Sekilas Tentang Daerah Kuantan Sengingi
Kabupaten Kuantan Singingi atau sekarang lebih dikenal dengan singkatan Kuansing, adalah salah satu kabupaten di Provinsi Riau, Indonesia. Kabupaten Kuansing disebut pula rantau Kuantan, atau sebagai daerah perantauan orang-orang dari Minangkabau. Dalam kehidupan sehari-hari, adat istiadat serta bahasa Minangkabau digunakan oleh masyarakat Kuansing. Ibukota kabupaten ini adalah Taluk Kuantan. Kabupaten Kuantan Singingi berada dibagian selatan Propinsi Riau dan terletak pada jalur tengah lintas Sumatera. Kabupaten Kuantan Singingi merupakan pemekaran dari kabupaten Indragiri Hulu yang dibentuk berdasarkan UU No. 53 tahun 1999, tentang Pembentukan Kabupaten Pelalawan, Rokan Hulu, Rokan Hilir, Siak, Natuna, Karimun, Kuantan Singingi dan Kota Batam. Kabupaten Kuantan Singingi terdiri dari 12 (dua belas) kecamatan dengan luas wilayah 7,656,03 km².
Terdapat 2 (dua) sungai besar yang melintasi wilayah Kabupaten Kuantan Singingi yaitu Sungai Kuantan atau yang sekarang bernama Sungai Indragiri dan Sungai Singingi. Peranan sungai tersebut sangat penting terutama sebagai sarana transportasi, sumber air bersih, budi daya perikanan dan dapat dijadikan sumberdaya buatan untuk mengahasilkan suplai listrik tenaga air. Daerah Aliran Sungai (DAS) Sungai Kuantan mengaliri 9 (sembilan) kecamatan yaitu Kecamatan Hulu Kuantan, Kecamatan Kuantan Mudik, Kecamatan Gunung Toar, Kecamatan Kuantan Tengah, Kecamatan Benai, Kecamatan Pangean, Kecamatan Kuantan Hilir, Kecamatan Inuman dan Kecamatan Cerenti. Di batang Kuantan (aliran sungai Kuantan) inilah kebudayaan pacu jalur dilaksanakan.
Pacu Jalur adalah salah satu Even Wisata Kebanggaan Provinsi Riau, khususnya Kabupaten Kuantan Singingi. Ada yang mengatakan Pacu Jalur ini sama dengan dengan Even Wisata Dayung Perahu Naga. Itu salah besar. Kalau miriup mungkin iya. Karena Pacu Jalur mempunyai keunikan tersendiri. Dimulai dari mencari pohon besar untuk perahu, pembuatannya sampai kegelanggang pacu. Inilah daya tarik even wisata tradisional yang mendunia. Setiap even Pacu Jalur ini dihelat ada saja peserta dari luar negeri yang turut serta. Berikut ini paparan tentang Pacu Jalur, dimulai dari asal usul, pembuatan sampai ke tata cara perlombaanya.
2
A. Sejarah Pacu Jalur
Kuantan Singingi adalah sebuah daerah yang banyak memiliki sungai. Kondisi geografis yang demikianlah membuat sebagian besar masyarakat kuansing memerlukan jalur sebagai alat transportasi. Kemudian, muncul jalur-jalur yang diberi ukiran indah, seperti ukiran kepala ular, buaya, atau harimau, baik di bagian lambung maupun selembayung-nya. Selain itu, ditambah lagi dengan perlengkapan payung, tali-temali, selendang, tiang tengah (gulang-gulang) serta lambai-lambai (tempat juru mudi berdiri). Perubahan tersebut sekaligus menandai perkembangan fungsi jalur menjadi tidak sekadar alat angkut, namun juga menunjukkan identitas sosial. Sebab, hanya penguasa wilayah, bangsawan, dan datuk-datuk saja yang mengendarai jalur berhias itu. Perkembangan selanjutnya (kurang lebih 100 tahun kemudian), jalur tidak hanya berfungsi sebagai alat transportasi dan simbol status sosial seseorang, tetapi diadu kecepatannya melalui sebuah lomba. Dan, lomba itu oleh masyarakat stempat disebut sebagai “Pacu Jalur”.
Pada awalnya pacu jalur diselenggarakan di kampung-kampung di sepanjang Sungai Kuantan untuk memperingati hari besar Islam, seperti Maulid Nabi Muhammad SAW, Idul Fitri, atau Tahun Baru 1 Muharam. Ketika itu setiap perlombaan tidak selalu diikuti dengan pemberian hadiah. Artinya, ada kampung yang menyediakan hadiah dan ada yang tidak menyediakannya. Lomba yang tidak menyediakan hadiah diakhiri dengan acara makan bersama. Adapun jenis makanannya adalah makanan tradisional setempat, seperti: konji, godok, lopek, paniaran, lida kambing, dan buah golek. Sedangkan, lomba yang berhadiah, penyelenggara mesti menyediakan empat buah marewa yang ukurannya berbeda-beda. Juara I memperoleh ukuran yang besar dan juara IV memperoleh ukuran yang paling kecil. Namun, dewasa ini hadiah tidak lagi berupa marewa tetapi berupa hewan ternak (sapi, kerbau, atau kambing).
Ketika Belanda mulai memasuki daerah Riau (sekitar tahun 1905), tepatnya di kawasan yang sekarang menjadi Kota Teluk Kuantan, mereka memanfaatkan pacu jalur dalam merayakan hari ulang tahun Ratu Wilhelmina yang jatuh pada setiap tanggal 31 Agustus. Akibatnya, pacu jalur tidak lagi dirayakan pada hari-hari raya umat Islam. Penduduk Teluk Kuantan malah menganggap setiap perayaan HUT Ratu Wilhelmina itu sebagai datangnya tahun baru. Oleh karena itu, sampai saat ini masih ada yang menyebut kegiatan pacu jalur sebagai pacu tambaru. Kegiatan pacu jalur sempat terhenti di zaman Jepang. Namun, pada masa kemerdekaan pacu jalur diadakan kembali secara rutin untuk memperingati hari ulang tahun kemerdekaan Republik Indonesia (17- Agustus).

B. Pemain Pacu Jalur
Pacu jalur hanya dilakukan oleh para laki-laki yang berusia antara 15-40 tahun secara beregu. Setiap regu jumlah anggotanya antara 40-60 orang (bergantung dari ukuran jalur). Anggota sebuah jalur disebut anak pacu, terdiri atas: tukang kayu, tukang concang (komandan, pemberi aba-aba), tukang pinggang (juru mudi), tukang onjai (pemberi irama di bagian kemudi dengan cara menggoyang-goyangkan badan) dan tukang tari yang membantu tukang onjai memberi tekanan yang seimbang agar jalur berjungkat-jungkit secara teratur dan berirama. Selain pemain, dalam lomba pacu jalur juga ada wasit dan juri yang bertugas mengawasi jalannya perlombaan dan menetapkan pemenang.

C. Tempat Permainan Pacu Jalur
Pacu jalur biasanya dilakukan di Sungai Batang Kuantan. Sebagaimana telah dikatakan di atas, Sungai Batang Kuantan yang terletak antara Kecamatan Hulu Kuantan di bagian hulu dan Kecamatan Cerenti di hilir, telah digunakan sebagai jalur pelayaran jalur sejak awal abad ke-17. Dan, di sungai ini pulalah perlombaan pacu jalur pertama kali dilakukan. Sedangkan, arena lomba pacu jalur bentuknya mengikuti aliran Sungai Batang Kuantan, dengan panjang lintasan sekitar 1 km yang ditandai dengan tiga tiang pancang.

D. Peralatan Permainan Pacu Jalur
Peralatan permainan dalam pacu jalur, tentu saja adalah jalur yang dibuat dari batang kayu utuh, tanpa dibelah-belah, dipotong-potong atau disambung-sambung. Panjang jalur antara 25-30 meter, dengan lebar ruang bagian tengah 11,25 meter. Bagian-bagian jalur terdiri atas: (1) luan (haluan); (2) talingo (telinga depan); (3) panggar (tempat duduk); (4) pornik (lambung); (5) ruang timbo (tempat menimba air); (6) talingo belakang; (7) kamudi (tempat pengemudi); (8) lambai-lambai/selembayung (pegangan tukan onjor); (9) pandaro (bibit jalur); (10) ular-ular (tempat duduk pedayung); (11) selembayung (ujung jalur berukir); dan (13) panimbo (gayung air). Jalur dilengkapi pula dengan sebuah dayung untuk setiap pemain.
Bagian selembayung dan pinggir badan jalur biasanya berukir dan diberi warna semarak. Motifnya bermacam-macam seperti: sulur-suluran, geometris, ombak, buruk dan bahkan pesawat terbang. Tiap-tiap jalur mempunyai nama seperti: Naga Sakti, Gajah Tunggal, Rawang Udang, Kompe Berangin, Bomber, Pelita, Orde Baru, Raja Kinantan, Kibasan Nago Liar, Singa Kuantan Sungai Pinang, Dayung Serentak, Keramat Jati, Panggogar Alam, Tuah di Kampuang Godang di Rantau, Ratu Dewa dan lain-lain. Tujuan dari pengukiran, pewarnaan dan pemberian nama pada setiap jalur tersebut adalah agar dapat “tampil beda” dari yang lain.
Untuk dapat membuat sebuah jalur-lomba yang biasanya mewakili desa, kecamatan atau kabupaten, harus melalui proses yang cukup panjang dan melibatkan banyak orang. Sebagai suatu proses, tentunya pembuatan jalur dilakukan secara bertahap dan berkesinambungan.
Berikut ini adalah tahap-tahap yang mesti dilakukan dalam upacara pembuatan sebuah perahu yang oleh orang Kuantan Singingi disebut jalur.
1. Membuat Jalur (membuat perahu / sampan).
Pekerjaan membuat jalur tentulah tidak dapat dilakukan satu atau dua orang, melainkan memerlukan beberapa orang yang ahli dengan bantuan masyarakat, karena jalur yang dibuat adalah dalam ukuran besar, panjangnya 25-30 meter yang akan didayung oleh 50-60 orang.
Hal pertama yang dilakukan adalah menyusun rencana pembuatan jalur melalui musyawarah atau rapek kampung yang dihadiri oleh berbagai unsur seperti pemuka adat, cendekiawan, kaum ibu dan pemuda. Rapat ini biasanya dipimpin oleh seorang pemuka desa atau pemuka adat. Bila kesepakatan telah dicapai, maka kegiatan selanjutnya adalah memilih jenis kayu. Pohon yang dicari adalah banio atau kulim kuyiang yang panjangnya antara 25-30 meter dengan garis tengah antara 1½-2 meter atau yakni pohon kayu besar sekitar empat pemeluk (antara 45 meter lingkaran batangnya) diatur oleh seorang Paktuo dan Dukun Kayu. Kedua jenis pohon tersebut disamping kuat, tahan air, juga dipercayai ada “penunggunya”. Setelah pohon yang memenuhi persyaratan ditentukan, maka penebangan pun dilakukan. Akan tetapi, sebelumnya diadakan semacam upacara persembahan kepada “penunggu” pohon agar pohon itu tidak hilang secara gaib.
Setelah kayu didapat, pekerjaan berikutnya adalah upacara menobang (menebang) kayu yang diawali dengan malembe, yakni membaca doa dan mantra supaya pekerjaan itu berjalan lancar. Selesai itu barulah kayu mulai dicatuk, mulai dilukai. Catukan (kepingan kayu) diambil dan disimpan yang akan dipergunakan sebagai obat jika ada diantara pekerja pembuat jalur sakit. Setelah kayu ditebang dan dibersihkan, barulah pekerjaan membuat jalur dimulai dengan dipimpin oleh seorang Tukang Tuo, dibantu oleh Tukang Pengapik sebanyak dua atau tiga orang serta anggota masyarakat lainnya yang mau membantu dan pandai bertukang.
2. Menarik Jalur.
Jalur baru siap separuhnya itu ditarik ke kampung dengan upacara khusus yang disebut menarik jalur. Jalur ditarik dengan mempergunakan rotan manau. Pekerjaan menarik (menghelo) jalur ini dilakukan oleh kaum laki-laki, sedangkan wanitanya menyediakan makanan. Pada waktu itulah para pemuda dan pemudi dapat berdampingan bersenda gurau sambil ajuk mengajuk hati masing-masing. Bahkan, tidak jarang para pemuda turut pula menarik/menghelo jalur berdekatan dengan sang pemudi impiannya. Menarik jalur dari rimba ke kampung adalah pekerjaan yang tidak ringan, bukan saja karena jalur itu sangat berat tetapi jarak yang ditempuh cukup jauh, yakni lebih kurang sepuluh (10) kilometer.
3. Mendiang Jalur (memanggang Jalur).
Setelah jalur selesai dua pertiga, maka jalur itu perlu pula didiang (dipanaskan dengan api). Pekerjaan itupun dilakukan dengan upacara khusus pula dan dimeriahkan dengan berbagai atraksi kesenian masyarakatnya seperti : tari-tarian, bekayat nandong, gondang berogung dan lain sebagainya.
4. Menurunkan Jalur
Dalam menghadapi acara Pacu Jalur, Paktuo lah yang mengatur dan mempersiapkan segala kelengkapannya termasuk menentukan orang-orang yang turut berpacu di dalam jalur itu. Setelah semuanya siap, ditentukanlah ketika yang baik untuk menurunkan jalur itu ke sungai Kuantan. Pada hari dan ketika yang baik menurut dukun, jalurpun diturunkan beramai-ramai, kemudian diceburkan ke air.

E. Aturan Permainan Pacu Jalur
Pacu jalur dapat dibagi menjadi beberapa tingkatan, yaitu: (1) pacu antar banjar atau dusun; (2) pacu antardesa atau kelurahan; (3) pacu antar kecamatan yang ada di wilayah Kuantan Sengingi; dan (4) yang paling bergengsi adalah pacu jalur umum yang boleh diikuti oleh siapa saja dan dari daerah mana saja hingga keluar negeri seperti Malaysia. Aturan dalam ketiga tingkatan perlombaan pacu jalur tersebut tergolong mudah, yaitu regu jalur yang dapat mencapai garis finish terlebih dahulu dari regu lain, dinyatakan sebagai pemenangnya. Pertandingan pacu jalur biasanya dilakukan dengan dua sistem yaitu: setengah kompetisi dan sistem gugur untuk menentukan pemenang pertama hingga keempat dan sepuluh besar.
F. Jalannya Permainan Pacu Jalur
Perlombaan, baik antardusun, antardesa, maupun antarkecamatan, diawali dengan membunyikan meriam. Meriam digunakan karena apabila memakai peluit tidak akan terdengar oleh peserta lomba, mengingat luasnya arena pacu dan banyaknya penonton yang menyaksikan perlombaan. Pada dentuman pertama jalur-jalur yang telah ditentukan urutannya akan berjejer di garis start dengan anggota setiap regu telah berada di dalam jalur. Pada dentuman kedua, mereka akan berada dalam posisi siap (berjaga-jaga) untuk mengayuh dayung. Dan, setelah wasit membunyikan meriam untuk yang ketika kalinya, maka setiap regu akan bergegas mendayung melalui jalur lintasan yang telah ditentukan. Sebagai catatan, ukuran dan kapasitas jalur serta jumlah anak pacunya (peserta) dalam lomba ini tidak dipersoalkan, karena ada anggapan bahwa penentu kemenangan sebuah jalur lebih banyak ditentukan dari kekuatan magis yang ada pada kayu yang dijadikan jalur dan kekuatan kesaktian sang pawang dalam “mengendalikan” jalur.
Dalam pertandingan jalur, apabila menerapkan sistem gugur, maka peserta yang kalah tidak boleh turut bermain kembali. Sedangkan para pemenangnya akan diadu kembali untuk mendapatkan pemenang utama. Namun apabila menggunakan sistem setengah kompetisi, setiap regu akan bermain beberapa kali dan pada akhirnya regu yang selalu menang hingga perlombaan terakhir akan menjadi juaranya.
G. Penonton Pacu Jalur
Kegiatan Pacu Jalur merupakan pesta rakyat yang terbilang sangat meriah. Bagi para wisatawan yang berkunjung ke acara ini dapat menyaksikan kemeriahan festival yang merupakan hasil karya masyarakat Kuantan Singingi ini. Menurut kepercayaan masyarakat setempat, Pacu Jalur merupakan puncak dari seluruh kegiatan, segala upaya, dan segala keringat yang mereka keluarkan untuk mencari penghidupan selama setahun. Pendeknya, Pacu Jalur selalu ditunggu-tunggu oleh masyarakat. Masyarakat Kuantan Singingi dan sekitarnya tumpah ruah menyaksikan acara yang ditunggu-tunggu ini. Karena meriahnya acara ini, konon beredar cerita, bahwa sepasang suami istri harus rela bercerai jika salah satu pasangannya dilarang mendatangi acara tersebut.
Selain sebagai event olahraga yang banyak menyedot perhatian masyarakat, festival Pacu Jalur juga mempunyai daya tarik magis tersendiri. Festival Pacu Jalur dalam wujudnya memang merupakan hasil budaya dan karya seni khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga, seni, dan olah batin. Namun, masyarakat sekitar sangat percaya bahwa yang banyak menentukan kemenangan dalam perlombaan ini adalah olah batin dari pawang perahu atau dukun perahu. Keyakinan magis ini dapat dilihat dari keseluruhan acara ini, yakni dari persiapan pemilihan kayu, pembuatan perahu, penarikan perahu, hingga acara perlombaan dimulai, yang selalu diiringi oleh ritual-ritual magis. Pacu Jalur dengan demikian merupakan adu/unjuk kekuatan spiritual antar-dukun jalur. Selain perlombaan, dalam pesta rakyat ini juga terdapat rangkaian tontonan lainnya, di antaranya Pekan Raya, Pertunjukan Sanggar Tari, pementasan lagu daerah, Randai Kuantan Singingi, dan pementasan kesenian tradisional lainnya.
3
A. Nilai Budaya Pacu Jalur
Nilai budaya yang terkandung dalam pacu jalur adalah: kerja keras, ketangkasan, keuletan, kerja sama dan sportivitas. Nilai kerja keras tercermin dari semangat para pemain yang berusaha agar jalurnya dapat mendahului jalur regu lain. Nilai ketangkasan dan keuletan tercermin dari teknik-teknik yang dilakukan oleh anggota sebuah regu dalam menjalankan jalur agar dapat melaju dengan cepat dan tidak tenggelam. Nilai kerja sama tercermin dari anggota regu yang berusaha bersama-sama mengendalikan jalur agar dapat melaju cepat dan memenangkan perlombaan. Nilai sportivitas tercermin tidak hanya dari sikap para pemain yang tidak berbuat curang saat berlangsungnya permainan, tetapi juga mau menerima kekalahan dengan lapang dada.



DAFTAR PUSTAKA
Tim Koordinasi Siaran Dierktorat Jenderal Kebudayaan. 1988. Aneka Ragam Hkasanah Budaya Nusantara I. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.
http://maklung.wordpress.com// Pacu Jalur//Sun Mar 01, 2009 3:50 pm
http://www.wisatamelayu.com//Wisata Pacu Jalur // Senin, 16 Agustus 2010 12:09